Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Widget Atas Posting

sidebar ads

SEJARAH PAGAR NUSA DAN GASMI



 Sejarah Pencak Silat Pagar Nusa NU – Nama awal berdirinya organisasi ini adalah Ikatan Pencak Silat Nahdlatul Ulama Pagar Nusa. Pagar Nusa merupakan singkatan dari IPS NU dengan akronim Pagar NU dan Bangsa. IPSNU Pagar Nusa adalah wadah yang di sahkan oleh NU sebagai organisasi pencak silat di lingkungan Nahdlatul Ulama yang kegiatan penyelenggara dan pertanggung jawaban sama sebagai mana lembaga yang bernaungan di Nahdlatul Ulama.

Sejak pada 3 Januari 1986 IPSNU mengalami pasang surut dalam setiap perjalanannya. Organisasi IPSNU ini pertama kali berdiri adalah sebuah perguruan dan setelah melakukan Musyawarah Nasional dan Rakernas (Rapat Kerja Nasional) tentang perubahan nama dan status menjadi Lembaga (Hasil Muktamar NU di Cipasung, Tasikmalaya Tahun 1994) Yang disingkat menjadi LPS NU. Kemudian pada Muktamar NU di Lirboyo, Kediri Tahun 1999) berubah menjadi Badan Otonom. Kemudia berubah menjadi LPS NU kembali sesuai amanat Muktamar NU di masa selanjutnya.

Dan kini Pagar Nusa telah menjadi Badan Otonom (Banom) PSNU Pagar Nusa dalam naungan NU. Banom adalah organisasi yang dibawah naungan NU anak Organisasi dengan pengawasan dan prosedural mandiri, Namun sebagai barometer utama dalam menjalankan tugasnya. Badan Otonom di bawah Naungan NU di bagi menjadi 2 Kategor, Yaitu :

  • Badan otonom yang mempunyai profesi tertentu dan kekhususan seperti JQH (Jam’iyah Qurra Wal Huffazh) dan termasuk Pagar Nusa.
  • Badan Otonom yang berbasis usia dan kelompok masyarakat tertentu seperti IPNU, IPPNU, Fatayat, Ansor, dan Muslimat

Dengan perubahan dan perkembangan tersebut tidak mengurangi potensi Pagar Nusa justru menambah potensi Perkembangan Pagar Nusa NU untuk lebih dekat dengan masyarakat luas dan menaungi budaya Pencak Silat. Status Resmi kelembagaan menjadikan Pagar Nusa wajib melestarikan dan mengembangkan Pencak Silat oleh seluruh Warga NU. Segala Kegiatan yang berhubungan dengan Pencak Silat dan beladiri serta segenap aspeknya dari fisik mental dan spiritual, dari pendidikan dan sistem pengamanan merupakan tugas wajib dan bidan gapan bagi Banom Pagar Nusa NU ini.

Terdapat jati diri dalam Pagar Nusa sama dengan jati diri NU lebih mengedepankan persaudaraan antar Pagar Nusa yang artinya tanpa membedakan aliran yang menaung di Pagar Nusa Nahdlatul Ulama ini. Bhineka Tunggal Ika berbeda tapi tetap satu jua, berbeda aliran tetap dalam satu ikatan Pagar Nusa.

Pandangan Pagar Nusa terhadap aliran dan perguruan lain menganggap saudara, sahabat dan keluarga karena semua aliran Pencak Silat di Nusantara ini mempunyai tali ikatan yang sama, seuai tapaki tilas sejarah kerajaan yang anda di Indonesia pada abad ke 14 penyebar Islam Wali Songo yang begitu banyak mengajarkan tuntunan hidup untuk menjalani hidup damai dengan melalui seni Pencak Silat yang dibuktikan banyak para pendekar yang menjadi murid dari Wali Songo.

PAGAR NUSA DAN GASMI

Pada zaman dahulu di lingkungan pondok pesantren NU terdapat banyak aliran yang mewajibkan santrinya untuk mempelajari Pencak Silat. Dari sekian banyak aliran silat, tentunya NU berfikir untuk mewadahi seluruh aliran di Nusantara ini menjadi satu naungan yang mengikat menjadi keluarga yang bersama-sama mengembangkan tradisi silat yang turun dari Wali Songo yang mengalir ke pondok pesantren.

Hingga pada suatu saat KH. Mustofa Bisri (Rembang) prihatin dengan keadaan semakin surutnya dunia persilatan yang ditandai dengan peran pondok pesantren sebagai Padepokan Pencak Silat. Padalah Zaman dahulu Kyai-Kyai pondok pesantren juga merangkap sebagai pendekar yang mengajarkan ilmu beladiri Pencak Silat kepada santrinya. Sedangkan berbagai aliran muncul diluar pondok pesantren tumbuh dan semakin menjamur. Maka perlunya wadah perguruan atau padepokan Pencak Silat dibawah naungan Nahdlatul Ulama. Tentunya wadah ini tetap membuka keluasan bagi setiap aliran untuk mengembangkan dan mempertahankan ciri khas aliran masing-masing.
Terbentuknya sebuah wadah Pencak Silat ini merupakan usulan dari para Ulama NU yang saat itu dimulai dengan terbetuknya GASMI (Gerakan Aksi SIlat Muslimin Indonesia) oleh beliau KH. Abdullah Maksum Jauhari yang berdiri sekitar pada (butuh rujukan) 11 Januari 1966. Walaupun saat itu belum resmi berdiri beliau sudah melakukan pelatihan Pencak Silat yang waktu itu diadakan di Pondok Pesantren Lirboyo Kediri.

Selain untuk mengembangkan dan mempertahankan budaya Pencak Silat di pondok pesantren lahirnya GASMI adalah merupakan reaksi atas berdirinya LEKRA (Lembaga Kesenian Rakyat), Yang pada waktu itu adalah otak dibalik provokatif dan sabotase serta teror yang bernaungan dibawah PKI (Partai Komunis Indonesia). Dengan beridirinya GASMI masyarakat dibekali traning sebagai bekal dalam melawan kebrutalan PKI. GASMI resmi berdiri pada (butuh rujukan) 14 Januari 1970 di kediaman beliau KH. Abdullah Maksum Jauhari (Gus Maksum) yang dihadiri oleh para pendekar se Eks Karesidenan Kediri dan Ponorogo.

GASMI inilah yang menjadi inspirasi Gus Maksum untuk mengawali menyatukan aliran Pencak Silat Nahdlatul Ulama. Dimulai dengan merangkul Silat tradisional seperti Jiwa Suci (Pondok Pesantren Al Maruf Bandar Lor, Kediri), PORTUGAL (Silat tradisional Blitar), Asta Bahana (Kediri), dan beberapa padepokan silat lokal lainya.

Mengenai sejarah beridirnya Pagar Nusa melalui proses panjang sebagai satu-satunya wadah Pencak SIlat yang sah dibawah naungan Nahdlatul Ulama, dengan beberapa tahap :

1. Pertemuan Awal

Berkat Usaha dan pendekatan kepada para pendekar dan beberapa kyai pondok pesantren, tokoh silat dan tokoh masyarakat membuahkan hasil dan kesepakatan untuk mengadakan pertemuan pertama pada 27 September 1985 di pondok pesantren Tebu Ireng, Jombang, Jawa Timur. Pertemuan yang dihadiri oleh sesepuh KH. Syamsuri Badawi dan dari kalangan pendekar KH. Abdullah Maksum Jauhari (Gus Maksum), KH. Abdurrahman Usman (Jombang), KH. Muhajir (Kediri), H. Atoilah (Surabaya), Drs. Lamro (Ponorogo), Timbul Jaya (Lumajang) dan beberapa tokoh pendekar lainya. Dengan Menghasilkan kesepakatan yang sangat penting yaitu :

  • Fatwa Ulama KH. Syamsuri Badawi bahwa, “Mempelajari Silat hukumnya boleh dipelajari dengan tujuan perjuangan.
  • Dibentuknya sebuah ikatan bersama untuk mempersatukan aliran Silat dibawah naungan Nahdlatul Ulama.

2. Pertemuan Kedua

Dengan surat keputusan resmi dan pembentukan tim persiapan pendirian Pencak SIlat NU yang disahkan pada 10 Desember 1985 dan berlaku sampai dengan 15 Januari 1986. Mengadakan pertemuan selanjutnya di Pondok Pesantren Lirboyo Kediri pada 3 Januari 1986 musyawarah ini juga menandai lahirnya Ikatan Pencak Silat nahdlatul Ulama Pagar Nusa. Nama tersebut diciptakan oleh KH. Mujib Ridwan dalah putra KH. Ridwan Abdullah (Pencipta Lambang NU). Serta Membentuk kepengurusan nasional dan untuk Wilayah Jawa Timur adalah :

pagar nusa

Untuk Membentuk kepengurusan ditingkat Nasional, PBNU (Pengurus Besar Nahdlatul Ulama) yang saat itu di pimpin oleh beliau KH. Abdurrahman Wahid dan KH. Ahmad Siddiq membuat surat pengantar ditunjuk sebagai pengurus Pagar Nusa. Di adakan Musyawarah Nasional (Munas) ke I Pagar Nusa yang diselengarakan di pondok pesantren Zainul Hasan, genggong, Krakasan, probolinggo yang dihadiri oleh para Pendekar NU seluruh Nusantara. Munas itu mengangkat langsung beliau KH. Abdullah Maksum Jauhari (Gus Maksum) menjadi Ketua umum pertama dan Prof. Dr. H. Suharbilah sebagai ketua harian dan H. Kuncoro serta H. Masyhur menjadi Sekertaris (di tingkat Nasional).

Posting Komentar untuk "SEJARAH PAGAR NUSA DAN GASMI"